Teologi Kristen di Indonesia
Oleh: Thoriqul Islam
Umat Kristen di Indonesia merupakan umat yang
ketiga di Asia sesudah umat Kristen di Filipina dan India. Problematika yang
paling menonjol yang dihadapi umat Kristiani di Filipina sangat mirip dengan
Amerika Latin, sehingga teologi pembebasan merupakan inti perdebatan teologis
disana.
Corak perdebatan teologis di Indonesia tidak
bisa dirumuskan secara sederhana saja. Sifatnya begitu beraneka ragam dan tidak
terfokus pada beberapa problematika pokok, seperti teologi di Afrika atau
India. Hal itu mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa secara kuantitas umat
Kristen memiliki penganut di daerah yang agak jauh dari pusat kegiatan politik
dan budaya Indonesia. Katolik mendapat banyak penganut di pulau Flores serta di
daerah Indoensia Timur lainnya. Protestan antara lain mendapat banyak penganut
di daerah Batak, Kalimantan Tengah, Sulawesi serta bagian lain dari Indonesia
Timur. Secara politis maupun budaya, umat Kristen jelas merupakan minoritas
yang tidak berani menyesuaikan diri dengan kebudayaan lokal (apalagi tradisi
Kristen lebih sering menonjolkan penyesuaian kepada budaya animis, Hindu,
ataupun Buddha daripada penyesuaian kepada Islam) dan juga tidak terlalu berani
mengabarkan ide-ide teologi pembebasan (karena umat Kristen khususnya di pulau
Jawa, sering merupakan golongan menengah keatas).
Hal ini tidak berarti bahwa tingkat teologi di
Indonesia adalah rendah. Secara intelektual, staff pengajar dan perpustakaan di
perguruan teologi mencerminkan kualitas yang cukup tinggi. Publikasi-publikasi
khususnya dalam majalah teologi membuktikan bahwa perkembangan internasional
betul-betul disadari dan dipelajari. Hanya saja, Indonesia belum menemukan
corak tersendiri dalam teologi Kristen. Oleh karena itu, uraian mengenai
kegiatan teologis di Indonesia yang akan diberikan, tidak bisa menjadi uraian
yang padat dan terfokus pada beberapa tema saja, tetapi terpaksa
berpindah-pindah ke beberapa problematika yang dianggap penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar