Islam Menjunjung Toleransi
Meskipun Islam tidak mengandung ajaran yang
pluralistis, namun Islam adalah agama yang memiliki toleransi tinggi. Ayat-ayat Ali Imran 20, al-Kafirun 2-6 menunjukkan bahwa Islam adalah
ekslusif tapi tidak memaksa manusia untuk mengikutinya. Al-Nahl 126 juga menunjukkan cara-cara yang
beradab dalam berdakwah, tidak ada paksaan dan kekerasan ataupun tipu daya.
Masih banyak lagi ayat-ayat toleransi dalam al-Qur’an.
Ajaran toleransi ini bukan hanya terdapat dalam
teks, tapi juga diterapkan dalam kehidupan dakwah umat Islam. Pada awal Islam,
suku-suku di jazirah Arab masuk Islam secara sukarela, karena argumentasi,
karena kagum pada pribadi Nabi, karena konsep Tauhid dalam Islam dan lain
sebagainya. Pada periode Umar bin Khattab, umat Islam menguasai Yerussalem
tanpa peperangan. Umat Islam datang dan menguasai tapi tidak menghancurkan.
Islam malah menjadi penengah pertikaian antara sekte-sekte Kristen yang sering
terjadi di dalam Kanisah
al-Qiyamah. Dalam sejarahnya Yerussalem mengalami kehidupan
keagamaan yang paling damai ketika dibawah kekuasaan Islam. Islam, Kristen dan
Yahudi hidup berdampingan secara damai.
Di Cordoba umat Islam juga hidup damai dengan
orang-orang Kristen dan Yahudi. Tapi sesudah kerajaan Bani Umayyah jatuh, orang-orang
Kristen Barat mengusir umat Islam secara biadab. Mereka tidak mempunyai ajaran
toleransi. Bahkan orang-orang Kristen yang dekat dengan orang-orang Islam
dirazia oleh tim inquisisi Kristen.
Demikian pula ketika Islam masuk ke Persia, kekaisaran
disana sangat lemah dan tercabik-cabik, sehingga kedatangan Islam memberikan
solusi bagi persoalan politik disana. Pada tahun 700-an ketika Qutaibah bin
Muslim menjabat Gubernur Khurasan, ia dengan damai meluaskan kawasan Muslim ke Bukhara,
Samarqand, dan ke Timur hingga mencapai perbatasan Cina.
Dalam catatan sejarah Cina periode dinasti Tang
(713-742), misalnya tertulis begini: “Mereka (orang-orang Islam) datang ke
pusat Kerajaan laksana banjir, dan membawa hadiah kitab suci yang disimpan di
ruangan tersendiri di dalam istana. Kitab itu dipandang sebagai standar dan
sumber hukum yang dipandang suci. Sejak masa ini, ajaran-ajaran agama dari
negeri asing ini menjadi bercampur dengan ajara-ajaran agama pribumi dan
dipraktekkan dalam kehidupan rakyat secara terbuka diseluruh wilayah Imperium
Tang”.
Orientalis pakar sejarah asal Perancis, Du
Halde, mencatat bahwa orang Islam menetap di Cina selama lebih 6 abad tidak ada
kegiatan dakwah yang mencolok, kecuali hubungan perkawinan. Mereka adalah
saudagar kaya yang menyantuni anak kaum penyembah api yang miskin. Ketika
terjadi kelaparan di Chantong mereka menyantuni lebih dari 10.000 anak miskin,
sehingga ketika anak-anak itu dewasa mereka menjadi Muslim. Semua itu
berjalan tanpa paksaan dan masyarakat tidak merasa keberatan. Pada tahun
1323-1328, anak Timur Khan cucu Kubilay Khan, bernama Ananda, menggantikan
ayahnya dan masuk Islam. Ia lalu membangun 4 masjid diPeking.
Begitulah, meskipun Islam adalah agama missi,
tapi ia tetap berpegang pada prinsip la
ikraha fi al-din (tidak
ada paksaan dalam memeluk agama). Peperangan memang terjadi antara bala tentara
Islam dan daerah yang dimasuki mereka. Namun Islam tidak memerangi
penganut agama lain agar mereka masuk Islam.
Islam adalah agama yang memberi rahmat bagi penduduk
alam semesta. Ini tidak berarti bahwa Islam mengakui kebenaran agama apapun
diseluruh dunia. Rahmat Islam terdapat pada ajaran-ajarannya yang universal,
yang sesuai dengan fitrah manusia. Menurut Ibn Taymiyyah Allah
menurunkan fitrah pada alam dan pada manusia, dan melengkapi kedua fitrah itu
dengan fitrah yang diturunkan (fitrah munazzalah) yakni al-Qur’an.
Dan pada ketiga fitrah itu Allah meletakkan ayat-ayat, yaitu ayat kauniyyah, ayat qauliyyah dan ayat nafsiyyah.
Rahmat Islam adalah kekayaan konsep-konsepnya
yang mencerminkan sebuah pandangan hidup. Didalamnya terdapat ruang-ruang bagi
ilmu pengetahuan, etika, estetika, logika, metafisika, sains, teknologi,
teologi dsb. Karena itulah maka konsep-konsep asing dapat terakomodasikan dalam
peradaban Islam, sehingga bangsa selain Islam dapat dengan mudah memanfaatkan
konsep-konsep Islam bagi kepentingan kebudayaan mereka.
Pandangan hidup Islam telah membuka wawasan dan
prinsip-prinsip baru bagi kehidupan bangsa Eropa. Kemampuan umat Islam
menterjemahkan filsafat dan sains Yunani membawa rahmat bagi kebangkitan Barat.
Proses dari Yunani ke Arab kemudian ke Latin merupakan fakta sejarah bahwa
peranan Islam bagi bangunnya peradaban Barat tidak dapat diragukan lagi.
Demikian pula Islam masuk ke Spanyol, Persia,
India dan Mesir membawa cara pandang terhadap dunia yang khas. Islam tidak
datang ke suatu Negara untuk menjajah dan menguras kekayaan alam Negara itu,
seperti yang dilakukan bangsa Barat ke negara-negara Islam. Islam memakmurkan
Negara yang telah dikuasainya dan tidak membawanya pulang ke Arab misalnya.
Oleh sebab itu, istilah yang tepat untuk serangan Islam adalah al-fath, pembukaan dan bukan penjajahan.
Kedatangan pandangan hidup Islam ke dunia
Melayu (Asia Tenggara) telah membawa perubahan konsep waktu, konsep ada, konsep
hidup dsb. kepada masyarakat yang animistis dan dinamistis waktu itu. Yang
pasti Islam masuk ke dunia Melayu tanpa peperangan. Peperangan yang ada
hanyalah peperangan konsep, konsep teologi agama-agama Hindu, animisme dan
dinamisme dengan mudah dikalahkan oleh konsep universal Islam. Jadi, Islam
bertentangan dengan prinsip pluralisme agama, tapi memiliki rasa toleransi yang
tiada bandingannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar