Disarikan dari Kitab Yaumun Fi Baitirrasul r, karya Abdul
Malik bin Muhammad Al-Qasim.
Syetan Lari Terbirit-Birit
Diceritakan oleh Al Abbas bin Mirdas bahwa ketika wukuf
di padang Arafah, Rasulullah r mendoakan
seluruh umatnya agar diberikan ampunan dan limpahan rahmat. Allah I mengabulkan doa
beliau seraya berfirman: “Telah aku kabulkan doamu dan telah Aku ampuni
dosa-dosa umatmu, kecuali dosa orang yang berbuat aniaya di antara sesama
mereka”. Menerima wahyu seperti itu, beliau kembali bermunajat kepada Allah,
“Ya Rabb, sesungguhnya Engkau adalah Maha Kuasa untuk mengampuni dosa orang
yang menganiaya dan Maha Kuasa untuk memberi balasan orang yang teraniaya
dengan balasan yang lebih baik dari balasan aniayanya”. Hanya itulah doa yang
dipanjatkan Rasulullah ketika sore di padang Arafah. Lalu ketika beliau sampai
di Muzdalifah pada keesokan harinya, beliau berdoa lagi untuk umatnya dan tidak
lama kemudian beliau tersenyum. “Apa gerangan yang telah membuatmu tersenyum,
ya Rasul?” tanya Sahabat. “Aku tersenyum melihat Iblis si musuh Allah, ketika
ia tahu bahwa Allah telah mengabulkan doa-doaku untuk para umatku dan
mengampuni dosa orang yang berbuat aniaya, maka ia jatuh tersungkur sambil berkata
kepada dirinya sendiri, “Celakalah aku, celakalah aku!”, kemudian dia
menghamburkan debu ke kepalanya hingga aku tersenyum melihat ketakutannya,” jelas
Rasulullah r. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah)
Syetan Muntah Karena Bismillah
Umaiyah bin Makhsyi t mengisahkan,
suatu saat Rasulullah r pernah
duduk-duduk bersama sahabat dalam acara makan bersama. Di tengah pesta makan
itu, Rasulullah mengetahui ada seorang sahabat yang makan tanpa mengucapkan
basmalah, padahal makanannya hampir habis. Namun ketika hendak memasukkan
suapan terakhir ke dalam mulutnya, sahabat itu tiba-tiba teringat kalo di awal
tadi ia belum membaca basmalah. Maka ia serta merta membaca doa, “Bismillahi
fil awwalahu wa akhirahu, dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya”.
Melihat hal itu Rasulullah r pun kemudian
tertawa. “Syetan masih saja ikut makan bersamanya sampai ketika ia menyebut
nama Allah, maka syetan pun memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya,” jelas
beliau kepada hadirin. (HR. Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar