Selasa, 19 April 2016

Canda Nabi Bagian IV

Disarikan dari Kitab Yaumun Fi Baitirrasul r, karya Abdul Malik bin Muhammad Al-Qasim.

Syetan Lari Terbirit-Birit

Diceritakan oleh Al Abbas bin Mirdas bahwa ketika wukuf di padang Arafah, Rasulullah r mendoakan seluruh umatnya agar diberikan ampunan dan limpahan rahmat. Allah I mengabulkan doa beliau seraya berfirman: “Telah aku kabulkan doamu dan telah Aku ampuni dosa-dosa umatmu, kecuali dosa orang yang berbuat aniaya di antara sesama mereka”. Menerima wahyu seperti itu, beliau kembali bermunajat kepada Allah, “Ya Rabb, sesungguhnya Engkau adalah Maha Kuasa untuk mengampuni dosa orang yang menganiaya dan Maha Kuasa untuk memberi balasan orang yang teraniaya dengan balasan yang lebih baik dari balasan aniayanya”. Hanya itulah doa yang dipanjatkan Rasulullah ketika sore di padang Arafah. Lalu ketika beliau sampai di Muzdalifah pada keesokan harinya, beliau berdoa lagi untuk umatnya dan tidak lama kemudian beliau tersenyum. “Apa gerangan yang telah membuatmu tersenyum, ya Rasul?” tanya Sahabat. “Aku tersenyum melihat Iblis si musuh Allah, ketika ia tahu bahwa Allah telah mengabulkan doa-doaku untuk para umatku dan mengampuni dosa orang yang berbuat aniaya, maka ia jatuh tersungkur sambil berkata kepada dirinya sendiri, “Celakalah aku, celakalah aku!”, kemudian dia menghamburkan debu ke kepalanya hingga aku tersenyum melihat ketakutannya,” jelas Rasulullah r. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)


Syetan Muntah Karena Bismillah


Umaiyah bin Makhsyi t mengisahkan, suatu saat Rasulullah r pernah duduk-duduk bersama sahabat dalam acara makan bersama. Di tengah pesta makan itu, Rasulullah mengetahui ada seorang sahabat yang makan tanpa mengucapkan basmalah, padahal makanannya hampir habis. Namun ketika hendak memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya, sahabat itu tiba-tiba teringat kalo di awal tadi ia belum membaca basmalah. Maka ia serta merta membaca doa, “Bismillahi fil awwalahu wa akhirahu, dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya”. Melihat hal itu Rasulullah r pun kemudian tertawa. “Syetan masih saja ikut makan bersamanya sampai ketika ia menyebut nama Allah, maka syetan pun memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya,” jelas beliau kepada hadirin. (HR. Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar