MENJADI KETUA
OSIS
Ketika aku berusia tiga belas tahun
dan duduk di bangku SMP kelas delapan, aku masih belum banyak mengenal
orang-orang di sekitarku, yang ku kenali hanya guru-guru dan teman-teman sekelasku
saat kelas tujuh kemarin. Hari pertama masuk ajaran baru dan duduk di kelas
delapan adalah hal yang paling ku tunggu selama liburan semester berlangsung.
Ketika mataku melihat sekeliling orang yang baru ku kenal di kelas itu rasanya
bingung harus bagaimana, tetapi rasa itu berubah ketika aku melihat sosok gadis
berkerudung di bangku depan yang duduk sendirian dan beruntung aku
mengenalinya, ya Suci namanya. Aku pun menghampirinya dan bertanya “hai
bolehkah aku duduk di sampingmu”, ia pun menjawab “iya tentu saja” dengan
wajahnya yang senang. Dan mulai saat itu aku duduk bersamanya menjalani
hari-hariku di kelas.
Sudah dua bulan aku belajar di
kelas delapan, banyak hal baru yang ku dapatkan dan mungkin sikapku juga
berubah menjadi lebih dewasa dari sebelumnya, aku pun senang duduk sebangku
dengan Suci karena dia adalah gadis yang baik, pintar dan shalehah. Hal lainnya
yang ku suka adalah banyak guru yang mengenaliku, tentunya bukan karena
kenakalanku tetapi karena keaktifanku di kelas. Sampai suatu waktu ketua OSIS
di sekolahku mencari anak yang mau menjadi pengurus OSIS berikutnya. Pada saat
itu wali kelasku mendaftarkanku untuk mengikutinya “Vio, kamu mau ya ibu
daftarkan menjadi pengurus OSIS baru?” dan kebetulan aku pun sudah pernah
menjadi pengurus di kelas tujuh, karena aku memang senang berorganisasi. “oh
iya tentu saja saya mau bu”.
Saat pemilihan pengurus OSIS
berlangsung aku berkata dalam hati “memang tidak terlalu tegang rasanya
mengikuti pemilihan ini dan aku pun tidak terlalu santai menghadapi kakak kelas
yang tegas-tegas dan menjadi panitia itu. hmm Banyak tahap yang harus kulewati,
sungguh tidak mudah memang untuk meraih apa yang kita mau dan itu butuh
perjuangan yang cukup keras untuk anak seumurku saat itu. Dan selama empat hari
aku dididik menjadi calon pengurus OSIS, dan hari demi hari ku jalani dengan
niat dan usaha agar aku terpilih menjadi pengurus.
Tiba di hari penentuan, saat itu
hari sudah sore dan kondisi badan saat itu memang sudah lelah karena kegiatan
yang begitu banyak. Dan ketika wakil kesiswaan memberi amanat dan sekaligus
memberi tahu siapa saja yang lulus seleksi pengurus OSIS suasana tiba-tiba
menjadi hening dan dipenuhi rasa khawatir, satu demi satu nama disebutkan
sesuai bidangnya dan saat itu ketua dan pengurus inti memang belum disebutkan.
Aku pun takut, “bagaimana ini kalau aku tidak terpilih kecewa mungkin rasanya”
seru ku dalam hati, sampai saat yang tidak ku sangka-sangka aku terpilih
menjadi calon ketua OSIS, ya namaku disebutkan saat itu. Teman ku pun memberi selamat
padaku “wahh kamu hebat, selamat ya Vio tetap semangat untuk tahap selanjutnya”
sungguh aku terkejut dan senang. Tetapi itu belum berakhir karena besok senin
aku harus meyakinkan warga sekolah untuk memilihku dari tiga orang lainnya
sebagai ketua OSIS yang baru.
Ketika upacara bendera hari senin
selesai, kini waktunya kampanye bagi para calon ketua kepada warga sekolah.
Saat giliranku tiba, aku menjelaskan tentang visi dan misiku nanti ketika
menjadi ketua Osis, sungguh nervous rasanya berdiri di hadapan orang banyak
karena aku belum terbiasa akan hal ini, tapi aku harus yakin bahwa aku pasti
bisa.
Seminggu berlalu begitu saja, hari
ini adalah puncak acara di mana pemilihan umum berlangsung, semua murid
berbaris untuk mengambil hak suaranya. Tegang rasanya, kira-kira siapa yang
mereka percaya untuk menjadi ketua, apakah mereka memilihku atau mereka memilih
yang lain? pertanyaan itu selalu muncul dalam diriku. Sampai akhirnya semua
selesai memilih dan kini waktunya penghitungan suara, point demi point menunjukkan
jumlah suara untuk diriku, cukup lega rasanya karena cukup banyak yang
memilihku, tetapi itu saja tidak cukup aku pun terus berdoa agar aku bisa
terpilih. Sepertinya kandidat yang lain pun merasakan hal yang sama denganku,
tetapi aku harus tetap lapang dada jika akhirnya aku tidak terpilih menjadi
ketua dan hanya menjadi pengurus inti saja.
Saat penghitungan berakhir kepala
sekolah pun turun langsung ke acara untuk mengumumkan hasilnya, jantungku
sungguh berdegup kencang tak sabar ingin mengetahui hasilnya. Dengan jeda
bicara kepala sekolah yang begitu lama dan membuat semua orang pun ikut tegang
akhirnya beliau menyebut namaku sebagai Ketua umum dan Agung temanku sebagai
wakilnya. “Dari hasil pemilihan ini, kita sekarang mendapat ketua OSIS yang baru,
dan ketua itu adalah… Vione”. Senang sekali rasanya, aku pun diminta untuk
menyampaikan sepatah dua kata untuk kemenanganku itu. Walau gemetar dan masih
tidak percaya, aku berdiri di depan warga sekolah untuk menyampaikan pidato
pendek “terima kasih semuanya karena sudah mempercayaiku untuk menjadi ketua
OSIS yang baru, saya harap teman-teman mau membantu dan bekerja sama dengan
saya dalam menjalankan program yang ada nanti”.
Tidak lupa saat pulang sekolah aku
pun membawa kabar baik ini untuk keluargaku di rumah, orang tuaku pun bangga
padaku, mereka berharap bahwa aku bisa menjadi pemimpin yang baik dan
bertanggung jawab di sekolah, dan menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa
dan agama kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar