Senin, 10 Agustus 2015

Semua Akan Baik-Baik Saja, Percayalah!!!

SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA, PERCAYALAH!!!

Benarkah setiap orang memiliki masalah. Masalah yang terkadang membuatnya seolah-olah itu merupakan cobaan terberat dalam hidupnya. Merasa sendiri, tidak berdaya, seperti dunia terasa asing untuk tempatnya berpijak. Tetapi siapa menyangka, jika suatu saat nanti kita terkejut melihat diri kita yang sekarang, dapat tetap hidup menjalani hari-hari, meskipun dahulu kita merasa keterpurukan yang kita hadapi begitu mengerikan. Bahkan hanya sekedar untuk dilewati.
Sadar atau tidak, kita pasti akan melalui cerita yang sama. Ya benar. Cerita yang sama, atau hampir sama nantinya dengan orang-orang yang telah menua dengan pengalaman hidupnya. Orang tua dan orang-orang yang terlahir lebih dahulu dari kita, telah melalui hal yang sama. Merasa bahagia, kecewa, menangis, tertawa. Dan yang ku khawatirkan adalah tentang diri kita yang sekarang. Awal usia remaja memasuki dua puluh tahun, seperti saat umurku sekarang. Mungkin ini merupakan masa di mana kita mulai merasa gampang cemas dengan masa depan kita yang belum pasti dan satu lagi tentang perasaan cinta kita dengan lawan jenis. Dinamika yang sulit untuk dihindari tentunya pada saat sekarang ini.
Hal yang wajar memang jika kita mengalami kecemasan, karena terkadang masa depan tidak selalu menjadi kenyataan sesuai dengan mimpi dan harapan yang kita inginkan. Namun juga tidak menutup kemungkinan kalau ternyata ketidakpastian itu nantinya malah memberikan kesempatan baik untuk hal-hal baru, yang pada awalnya kita malah tidak memikirkannya sama sekali. Baru kusadari kemudian. Sesulit apapun rintangan yang akan kita hadapi ke depannya, dan separah apapun perasaan sakit yang akan atau sudah kita rasakan, entah karena itu diakibatkan oleh cinta maupun sesuatu yang lain. Harapanku untuk diriku di masa depan maupun di masa lalu terutama untukmu yang sekarang sedang menghadapi masalah itu sekarang.
Meskipun aku sebenarnya sungkan untuk mengatakannya karena saat ini mungkin kita di masa yang sama dan umur kita juga tidak terlalu jauh berbeda. Aku tidak ingin terlihat mengajarimu karena aku juga terkadang butuh orang lain di sampingku untuk mendengarkan ocehan dan keluh kesah akan masalahku. Namun dengan ketulusan hatiku paling dalam, karena aku juga tidak bisa membiarkan seorang teman, yang seumuran, lebih muda atau pun lebih tua dari ku yang merasa dirinya sendiri dalam menghadapi cobaan hidupnya. Tanpa aku berbuat sesuatu untuknya. Setidaknya sampai ia bisa tidur dengan nyenyak, melalui malam harinya yang akan terasa panjang.
Mungkin suatu kekuatan juga bagiku saat aku menjadi pendengar yang baik. Mendengarkan cerita pilu mu beberapa waktu sampai tidak terasa menit meninggalkan detik, dan akan menjadi beberapa jam yang membosankan. Kamu hanya akan lebih ingin bercerita tentang masalahmu ketimbang meminta solusi dari ku ataupun orang lain. karena tanpa kita sadari kita lebih tahu apa yang harus kita putuskan namun juga tidak dipungkiri masukan dari orang lain menjadi kekuatan tersendiri untuk mempertegas apa yang kita harus putuskan.

Ini juga yang sedang aku lakukan pada diriku dengan tetap mencintai wanita itu. Wanita yang pernah mengisi pagiku dengan kebahagiaan, meskipun hanya dengan sekedar ucapan. “Selamat pagi sayang”. Kita akan merasa malas saat kita berada pada posisi seperti saat sedang merasa kecewa. Benarkan?. Beginilah caraku untuk mengembalikan mimpiku yang sempat beberapa waktu terlupakan. Aku mencoba bangkit dengan membayangkan di waktu istirahatku mimpi itu semakin nyata. Menjadikan ia sasaran semangat yang sangat berharga untuk kita miliki. Jika kita akting untuk mewujudkannya, dan yakinkanlah itu pada hatimu bahwa itu bukan hanya sekedar angan-angan tanpa tindakan. Sampai suatu saat nanti kita akan menikmati indahnya cahaya senja sore dengan mentari yang malu-malu menyembunyikan cahaya merah membaranya di antara awan, membentuk seberkas cahaya emas di setiap sudutnya. Lambat tapi pasti. Menuju peraduannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar