Minggu, 24 Juli 2016

Metode Penafsiran Al-Qurthubi

Metode Penafsiran Al-Qurthubi

A.    Biografi Singkat al-Qurtubi
           
            Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh al- Anshari al-Khizriji al-Andalusi al-Qurthubi. Lahir di Cordova Negara Andalusia, dan disitulah dia belajar bahasa Arab dan Al-Qur’an. Beliau memiliki wawasan yang kaya dan luas dalam bidang Ilmu Fiqh,  Nahwu dan Ilmu Bahasa seperti Ilmu Balagah dan ilmu-ilmu Al-Qur’an lainnya. Beliau lalu pindah ke Mesir dan menetap di sana. Beliau wafat pada malam Senin, tanggal 09 Syawal 671 H. dan dimakamkan di Manaya sebelah timur sungai Nil.

           
            Beliau pernah berguru kepada Ibnu Rawaz, Ibnu Jumaizi, beliau termasuk dari ahli hadits, fiqh dan qira’at. Abu Abbas Ahmad bin Umar bin Ibrahim Al-Maliki Al-Qurthubi yang wafat pada tahun 656 H, dan Al-Hasan Al-Bakri. Beberapa karya penting yang dihasilkan oleh Al-Qurthubi adalah al-Jami’ li Ahkam al-Quran, al-Asna fi Syarh Asma Allah al-Husna, Kitab al-Tazkirah bi Umar al-Akhirah, Syarh al-Taqassi, Kitab al-Tizkar fi Afdal al-Azkar, Qamh al-Haris bi al-Zuhd wa al-Qana’ah dan Arjuzah Jumi’a Fiha Asma al-Nabi.

B.     Kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an

1.      Pengenalan Umum Kitab Tafsir Qurtubi
           
            Kitab tafsir ini dikenal dengan tafsir al-Qurtubi, yang dapat dipahami karena tafsir ini adalah karya seorang yang bernisbat al-Qurtubi, dan beliau langsung member nama karya besarnya dengan Tafsir al-Qurtubi al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an. Jadi, tidak sepenuhnya salah apabila seseorang menyebut tafsir ini dengan sebutan tafsir al-Qurtubi, bila yang dimaksud adalah tafsir karya al-Qurtubi tersebut. Judul lengkap tafsir ini adalah al-Jami’ li Ahkam al-Quran wa al Mubayyin lima Tadammanah min al-Sunnah wa Ayah al-Furqan yang berarti kitab ini berisi himpunan hukum-hukum al-Quran dan penjelasan terhadap isi kandungannya dari al-Sunnah dan ayat-ayat al-Quran. Dalam muqaddimahnya penamaan kitab ini didahului dengan kalimat Sammaitu…. (aku namakan). Dengan demikian dapat dipahami bahwa judul tafsir ini adalah asli dari pengarangnya sendiri.

            Metodel yang dipakai al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya adalah metode tahlili, karena ia berupaya menjelaskan seluruh aspek yang terkandung dalam al-Quran dan mengungkapkan segenap pengertian yang dituju. Sebagai contoh dari pernyataan ini adalah ketika ia menafsirkan surat al-Fatihah di mana ia membaginya menjadi empat bab yaitu; Bab keutamaan dan nama surat al-Fatihah, Bab turunnya dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, Bab Ta’min, dan bab tentang Qira’at dan I’rab. Masing-masing dari bab tersebut memuat beberapa masalah.

2.      Corak Penafsiran.

            Al-Farmawi membagi corak tafsir menjadi tujuh corak tafsir, yaitu al-Ma’sur, al-Ra’yu, sufi, Fiqhi, Falsafi, Ilmi dan Adabi ijtima’i. Para pengkaji tafsir memasukkan tafsir karya al-Qurtubi kedalam tafsir yang bercorak Fiqhi, sehingga sering disebut sebagai Tafsir Ahkam. Karena dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an lebih banyak dikaitkan dengan persoalan-persoalan hukum.

            Sebagai contoh dapat dilihat ketika menafsirkan surat al-Fatihah. al-Qurtubi mendiskusikan persoalan-persoalan fiqh, terutama yang berkaitan dengan kedudukan basmalah ketika dibaca dalam salat, juga persoalan fatihah makmum ketika Shalat Jahr.

3.      Langkah-langkah penafsiran.

            Langkah-langkah yang dilakukan oleh al-Qurtubi dalam menafsirkan al-Quran dapat dijelaskan dengan perincian sebagai berikut:

A.    Memberikan penjelasan dari sisi bahasa.
B.     Menyebutkan ayat-ayta lain yang berkaitan dan hadis-hadis dengan menyebut sumbernya sebagai dalil.
C.     Mengutip pendapat ulama dengan menyebut sumbernya sebagai alat untuk menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan.
D.    Menolak pendapat yang dianggap tidak ssesuai dengan ajaran Islam.
E.     Mendiskusikan pendapat ulaam dengan argumentasi msing-masing, setelah itu melakukan tarjih dengan mengambil pendapat yang dianggap paling benar.

            Langkah-langkah yang ditempuh al-Qurtubi ini masih mungkin diperluas lagi dengan melakuakan penelitian yang lebih seksama. Satu hal yang sangat menonjol adalah adanya penjelasan panjang lebar mengenai persoalan fiqhiyah merupakan hal yang sangat mudah ditemui dalam tafsir ini. 

Daftar Pustaka:
Al-Qurthubi. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad al-Anshari. al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an. Beirut: Dar al-Fikri. 1995
Ensiklopedi Islam, dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam (Jakarta, Ikhtiar Baru Van Hoeve, cet 4, th 1997) juz 5

Al-Zahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, II h.437. Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Quran, h.514. al-Farmawi, al-Bidayah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar