Dosa Meninggalkan Shalat
Oleh: Thoriqul Islam
Orang yang meninggalkan shalat atau menyia-nyiakannya tergolong
orang yang berdosa besar karena shalat adalah tiang agama. Berkenaan dengan ini
Allah berfirman: “Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan.” (QS. Maryam: 39).
Menurut Ibnu
Abbas, menyia-nyiakan shalat tidaklah hanya dalam pengertian meninggalkannya
saja, tetapi juga mengulur waktunya (tidak tepat waktu). Oleh Said bin Musayyab
dijelaskan lebih rinci lagi, yaitu orang belum shalat dzuhur hingga datang
waktu ashar, belum lagi shalat ashar hingga datang waktu maghrib, belum shalat
maghrib hingga datang waktu Isya, belum shalat Isya hingga datang waktu fajar
(subuh), dan belum shalat subuh hingga terbit matahari. Orang
yang meninggal dalam keadaan seperti demikian dan belum juga bertaubat kepada
Allah, orang tersebut termasuk orang yang mendurhaka dan ditempatkan dilapisan
terbawah (kerak neraka).
Pada ayat lain Allah Berfirman, “Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang yang
lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4-5)
Melalaikan, termasuk ke dalamnya meremehkan (menganggap enteng). Menurut
riwayat, bahwa Said bin Abi Waqqash pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai
pengertian ayat tersebut di atas, dan Beliau menjawab: “Men-ta’khir-kan (menunda) shalat dari waktunya.” Orang inilah yang akan
ditempatkan di kerak neraka, kecuali dia taubat kepada Allah dan menyesali
perbuatan yang lalu itu.
Kemudian pada ayat lain Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9).
Mencari harta
juga diperintah, namun jangan sampai hanyut terbawa ke muara kecelakaan,
maksudnya meninggalkan ibadah (termasuk shalat) karena terlalu tergoda oleh
harta, seperti sibuk di toko, di kantor dan tempat-tempat lainnya. Demikian
juga masalah anak karena sibuk mengurusnya, atau karena alasan tidak bersih
kena kencing anak, akibatnya ibadah tertunda atau tidak mengerjakannya sama
sekali.
Orang yang
meninggalkan shalat cukup besar adzabnya di akhirat kelak sebagaimana
ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam
saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan shalat.” Dan kami tidak pula memberi makan orang miskin.” (QS.
Al-Muddatsir: 42-44).
Shalat adalah sebagai pembeda antara seorang hamba Allah dengan
kufur, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Perbedaan antara seorang hamba (Allah) dengan kufur, adalah
meninggalkan shalat.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, An-Nasai, Tirmidzi, dan
Ibnu Majah).
Sebagian Ulama
mengatakan, bahwa orang yang meninggalkan shalat karena sibuk mengurus harta,
akan dikumpulkan kelak di akhirat dengan Qaarun; orang yang sibuk dengan
kekuasaannya, dikumpulkan dengan Fir’aun; orang yang sibuk dengan departemennya
(menterti-menteri) bersama Hammaan; dan orang yang sibuk dengan usaha dagangnya
dikumpulkan dengan Ubay bin Khalaf, yaitu pengusaha kafir Mekah.
Kepedihan yang sangat mendalam yang akan dirasakan oleh orang yang
tidak mengerjakan shalat ialah, Allah berlepas diri dan tidak peduli kepada
mereka. Hal ini berarti hidup mereka terlantar dan tidak ada pembelaan dan
perlindungan di akhirat kelak. Sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja,
maka jaminan Allah Azza wa Jalla tidak ada (kepada mereka).” (HR. Ahmad dan
Tabrani).
Hadits mengenai
orang yang meninggalkan shalat, sebenarnya cukup banyak, namun dari beberapa
ayat dan Hadits tersebut di atas pun cukup memadai sebagai bahan renungan,
bahwa betapa pentingnya kedudukan shalat itu dalam agama Islam. Shalat
adalah tiang agama, dan tanpa tiang, maka seluruh amal ibadatnya yang lainnya
akan sia-sia saja karena tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar